Delirium adalah gangguan neurologis akut yang ditandai oleh
perubahan cepat dalam kesadaran dan perhatian. Ini sering kali terjadi secara
tiba-tiba dan dapat menyebabkan kebingungan, disorientasi, dan ketidakmampuan
untuk memproses informasi dengan jelas. Delirium dapat mempengaruhi individu
dari segala usia, tetapi lebih umum terjadi pada orang tua, orang yang sakit
parah, atau mereka yang menjalani prosedur medis yang invasif. Dalam artikel
ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang delirium, termasuk penyebab,
gejala, faktor risiko, diagnosis, dan pengelolaan gangguan mental yang
menantang ini.
Penyebab Delirium
1. Infeksi: Infeksi seperti
infeksi saluran kemih, pneumonia, atau infeksi sistemik lainnya dapat
menyebabkan peradangan yang mempengaruhi fungsi otak.
2.Gangguan Metabolik: Ketidakseimbangan
elektrolit, gangguan keseimbangan cairan, atau kadar gula darah yang tidak
stabil dapat mengganggu fungsi otak dan menyebabkan delirium.
3. Kekurangan Oksigen: Kondisi yang
mengganggu suplai oksigen ke otak, seperti serangan jantung atau gagal napas,
dapat menyebabkan delirium.
4. Obat-obatan: Penggunaan obat-obatan
tertentu, terutama obat-obatan psikotropika, opioid, atau antikolinergik, dapat
menyebabkan delirium sebagai efek samping.
5. Gangguan Neurologis: Stroke, cedera
kepala, tumor otak, atau penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer
dapat menyebabkan perubahan dalam kesadaran dan perhatian.
Gejala Delirium
1. Kesulitan Fokus atau Memproses
Informasi: Individu dengan delirium sering kali kesulitan memusatkan
perhatian mereka atau memproses informasi dengan jelas.
2. Perubahan Kesadaran: Mereka mungkin tampak
bingung, terkejut, atau tidak sadar akan lingkungan mereka.
3. Disorientasi: Delirium sering
menyebabkan disorientasi, di mana individu kehilangan pemahaman tentang waktu,
tempat, atau situasi.
4. ahan Perilaku: Perubahan perilaku yang
tidak biasa, seperti gelisah, agitasi, atau apatis, sering terjadi pada
individu dengan delirium.
5.Gangguan Psikomotorik: Beberapa orang
mungkin mengalami hiperaktivitas atau kelesuan psikomotorik yang tidak biasa.
Faktor Risiko Delirium
1. Usia Tua: Orang tua memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk mengalami delirium, terutama saat mereka
mengalami kondisi medis yang serius atau menjalani prosedur medis yang invasif.
2. Penyakit Kronis: Orang dengan penyakit
kronis seperti penyakit jantung, penyakit paru-obstruktif kronis (PPOK), atau
diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami delirium.
3. Gangguan Neurologis: Individu dengan
riwayat gangguan neurologis atau penyakit neurodegeneratif memiliki risiko yang
lebih tinggi untuk mengalami delirium, terutama saat kondisi mereka memburuk.
4. Penggunaan Obat-obatan: Penggunaan
obat-obatan tertentu, terutama obat-obatan psikotropika, opioid, atau
antikolinergik, dapat meningkatkan risiko delirium.
5. Kondisi Medis yang Akut: Penyakit atau kondisi
medis akut seperti infeksi, trauma, atau kekurangan oksigen dapat menyebabkan
delirium.
1. Penanganan Kondisi Medis Dasar: Penanganan kondisi
medis yang mendasari, seperti infeksi atau ketidakseimbangan elektrolit, adalah
langkah pertama dalam pengelolaan delirium.
2. Kontrol Obat: Jika delirium
disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu, penghentian atau penyesuaian
dosis obat mungkin diperlukan.
3. erawatan Dukungan: Perawatan dukungan,
seperti menjaga lingkungan yang tenang dan terstruktur, memfasilitasi orientasi
pada waktu dan tempat, atau memberikan bantuan dengan aktivitas sehari-hari,
dapat membantu meminimalkan gejala delirium.
4. Pengobatan Simtomatik: Pengobatan
simtomatik, seperti penggunaan obat penenang atau antipsikotik, mungkin
diperlukan untuk mengendalikan gejala delirium yang parah atau mengganggu.
5. Rehabilitasi: Program rehabilitasi
fisik atau kognitif mungkin diperlukan untuk membantu individu pulih dari
delirium dan mengembalikan fungsi normal mereka.
Pencegahan Delirium
1. Pengelolaan Kondisi Medis: Pengelolaan kondisi
medis kronis dengan baik, seperti diabetes atau penyakit jantung, dapat
membantu mengurangi risiko delirium.
2. Pengurangan Faktor Risiko: Menghindari
penggunaan obat-obatan tertentu atau mengendalikan faktor risiko lain, seperti
kekurangan tidur atau dehidrasi, dapat membantu mengurangi risiko delirium.
3. Pengelolaan Lingkungan: Menciptakan
lingkungan yang tenang dan terstruktur, dengan orientasi waktu dan tempat yang
jelas, dapat membantu mengurangi kebingungan dan disorientasi.
Kesimpulan