Delirium: Penyakit Gangguan Mental yang Mengganggu

Kelompok Tani Sori Na'e
0

 

Delirium adalah gangguan neurologis akut yang ditandai oleh perubahan cepat dalam kesadaran dan perhatian. Ini sering kali terjadi secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kebingungan, disorientasi, dan ketidakmampuan untuk memproses informasi dengan jelas. Delirium dapat mempengaruhi individu dari segala usia, tetapi lebih umum terjadi pada orang tua, orang yang sakit parah, atau mereka yang menjalani prosedur medis yang invasif. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang delirium, termasuk penyebab, gejala, faktor risiko, diagnosis, dan pengelolaan gangguan mental yang menantang ini.

Penyebab Delirium

Delirium sering kali merupakan respons terhadap kondisi medis yang mendasarinya. Beberapa penyebab umum delirium meliputi:

1.  Infeksi: Infeksi seperti infeksi saluran kemih, pneumonia, atau infeksi sistemik lainnya dapat menyebabkan peradangan yang mempengaruhi fungsi otak.

2.Gangguan Metabolik: Ketidakseimbangan elektrolit, gangguan keseimbangan cairan, atau kadar gula darah yang tidak stabil dapat mengganggu fungsi otak dan menyebabkan delirium.

3. Kekurangan Oksigen: Kondisi yang mengganggu suplai oksigen ke otak, seperti serangan jantung atau gagal napas, dapat menyebabkan delirium.

4. Obat-obatan: Penggunaan obat-obatan tertentu, terutama obat-obatan psikotropika, opioid, atau antikolinergik, dapat menyebabkan delirium sebagai efek samping.

5. Gangguan Neurologis: Stroke, cedera kepala, tumor otak, atau penyakit neurodegeneratif seperti penyakit Alzheimer dapat menyebabkan perubahan dalam kesadaran dan perhatian.


Gejala Delirium

Gejala delirium sering kali berkembang secara cepat, dan intensitasnya dapat bervariasi dari ringan hingga parah. Beberapa gejala umum
delirium meliputi:

1. Kesulitan Fokus atau Memproses Informasi: Individu dengan delirium sering kali kesulitan memusatkan perhatian mereka atau memproses informasi dengan jelas.

2.  Perubahan Kesadaran: Mereka mungkin tampak bingung, terkejut, atau tidak sadar akan lingkungan mereka.

3. Disorientasi: Delirium sering menyebabkan disorientasi, di mana individu kehilangan pemahaman tentang waktu, tempat, atau situasi.

4. ahan Perilaku: Perubahan perilaku yang tidak biasa, seperti gelisah, agitasi, atau apatis, sering terjadi pada individu dengan delirium.

5.Gangguan Psikomotorik: Beberapa orang mungkin mengalami hiperaktivitas atau kelesuan psikomotorik yang tidak biasa.

Faktor Risiko Delirium

Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami delirium meliputi:

1. Usia Tua: Orang tua memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami delirium, terutama saat mereka mengalami kondisi medis yang serius atau menjalani prosedur medis yang invasif.

2.  Penyakit Kronis: Orang dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung, penyakit paru-obstruktif kronis (PPOK), atau diabetes memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami delirium.

3. Gangguan Neurologis: Individu dengan riwayat gangguan neurologis atau penyakit neurodegeneratif memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami delirium, terutama saat kondisi mereka memburuk.

4.   Penggunaan Obat-obatan: Penggunaan obat-obatan tertentu, terutama obat-obatan psikotropika, opioid, atau antikolinergik, dapat meningkatkan risiko delirium.

5. Kondisi Medis yang Akut: Penyakit atau kondisi medis akut seperti infeksi, trauma, atau kekurangan oksigen dapat menyebabkan delirium.


Diagnosis dan Pengelolaan Delirium

Diagnosis delirium melibatkan evaluasi oleh tenaga medis yang terlatih, seperti dokter atau perawat, yang dapat melakukan pemeriksaan fisik dan mental serta mengevaluasi riwayat medis individu. Tes tambahan, seperti tes darah atau pemindaian gambar, mungkin juga diperlukan untuk me nyingkirkan penyebab yang mendasarinya.

Pengelolaan delirium tergantung pada penyebabnya dan dapat
mencakup:

1. Penanganan Kondisi Medis Dasar: Penanganan kondisi medis yang mendasari, seperti infeksi atau ketidakseimbangan elektrolit, adalah langkah pertama dalam pengelolaan delirium.

2. Kontrol Obat: Jika delirium disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu, penghentian atau penyesuaian dosis obat mungkin diperlukan.

3. erawatan Dukungan: Perawatan dukungan, seperti menjaga lingkungan yang tenang dan terstruktur, memfasilitasi orientasi pada waktu dan tempat, atau memberikan bantuan dengan aktivitas sehari-hari, dapat membantu meminimalkan gejala delirium.

4. Pengobatan Simtomatik: Pengobatan simtomatik, seperti penggunaan obat penenang atau antipsikotik, mungkin diperlukan untuk mengendalikan gejala delirium yang parah atau mengganggu.

5. Rehabilitasi: Program rehabilitasi fisik atau kognitif mungkin diperlukan untuk membantu individu pulih dari delirium dan mengembalikan fungsi normal mereka.

Pencegahan Delirium

Meskipun delirium tidak selalu dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya, terutama pada populasi berisiko tinggi seperti orang tua yang sakit parah. Beberapa langkah pencegahan delirium meliputi:

1.   Pengelolaan Kondisi Medis: Pengelolaan kondisi medis kronis dengan baik, seperti diabetes atau penyakit jantung, dapat membantu mengurangi risiko delirium.

2. Pengurangan Faktor Risiko: Menghindari penggunaan obat-obatan tertentu atau mengendalikan faktor risiko lain, seperti kekurangan tidur atau dehidrasi, dapat membantu mengurangi risiko delirium.

3. Pengelolaan Lingkungan: Menciptakan lingkungan yang tenang dan terstruktur, dengan orientasi waktu dan tempat yang jelas, dapat membantu mengurangi kebingungan dan disorientasi.

Kesimpulan

Delirium adalah gangguan neurologis akut yang sering kali disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya. Dengan gejala yang bervariasi dari kebingungan hingga disorientasi, delirium dapat menyebabkan kesulitan dalam berfungsi sehari-hari dan memerlukan pengelolaan yang cepat dan tepat. Pengenalan faktor risiko dan pencegahan delirium dapat membantu mengurangi risiko terjadinya, sementara diagnosis yang tepat dan penanganan kondisi medis  yang mendasari dapat membantu meminimalkan dampaknya pada individu yang terkenagangguan ini. Penting untuk mencari bantuan medis segera jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala delirium, karena penanganan yang cepat dapat membantu memperbaiki prognosis dan memfasilitasi pemulihan yang cepat.

 Referensi :

https://www.osmosis.org/learn/Delirium:_Nursing
https://www.osmosis.org/learn/Delirium
https://www.osmosis.org/learn/Nursing_Management:_Delirium
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/delirium/symptoms-causes/syc-20371386#:~:text=Overview,hours%20or%20a%20few%20days.
https://www.alodokter.com/delirium
https://www.halodoc.com/kesehatan/delirium

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)